Potensi Yang Belum Tergarap Maksimal di daerah Garut dan Tasik

kain sutera alam garut

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PAN, A Muhajir melihat Kabupaten Garut serta Tasik menaruh segudang potensi usaha yang belum tergarap optimal. Karena itu iklim investasi yang kondusif untuk menarik calon-calon investor dalam negeri mesti selalu ditumbuh kembangkan pemda setempat.

“Kabupaten Garut ini sebenarnya adalah tempat yang pas untuk berinvestasi dalam bagian pertanian, pertambangan serta kehutanan sampai pengembangan perkebunan murbai untuk kain sutra, ” tutur Muhajir waktu menghadiri aktivitas sosialisasi kebijakan penanaman modal didalam negeri pada dunia usaha serta non dunia usaha, tempo hari.

Sosialisasi itu dikerjakan dengan format diskusi yang diselenggarakan di Garut serta Tasikmalaya pada tanggal 31 April serta 1 Mei 2013 dan di hadiri unsur Muspida serta kelompok dunia usaha tersebut calon-calon investor dalam negeri dan BKPM Kabupaten Garut serta Tasik.
Spesial untuk pengembangan industri kain sutra, Muhajir menerangkan kalau sebenarnya mulai sejak dulu Garut telah populer sebagai daerah penghasil sutera, dari mulai bahan sutera sampai tenun sutera. Tetapi industri itu pernah mati suri demikian lama.

“Tapi saat ini industri tenun sutra Garut mulai bangkit serta hal itu bisa diliat dari perubahan industri tenun di lokasi itu dalam satu 1/2 th. paling akhir. Sekarang ini, industri tenun Garut sudah tunjukkan penambahan serta inovasi yang berbasiskan kreatifitas, ” katanya.
Satu diantara buktinya yaitu penambahan harga kain tenun di Garut. Bila terlebih dulu harga kain tenun Rp 150. 000 per mtr., sekarang ini harga nya bertambah jadi Rp 500. 000 per mtr.. Penambahan ini berlangsung sesudah Komune Cita Tenun Indonesia (CTI) memberi kursus pada beberapa pengrajin.

Menurut Ketua Perkumpulan CTI, Okke Hatta Rajasa, pihaknya mulai sejak 2008 sampai 2012 sudah lakukan pembinaan bukan sekedar di Garut serta Majalaya, namun juga di daerah yang lain seperti Bali, Sumatera Selatan, Banten, Kalimantan Barat, serta Lombok (Nusa Tenggara Barat).

Karena itu, menurut Okke Rajasa, kemauan untuk meningkatkan industri sutra di Garut itu dapat kembalikan kejayaan sutra garut yang pernah disadari dengan cara luas didunia internasional.
Sekarang ini pengembangan industri sutra alam Garut ada banyak terhalang oleh ketersediaan bahan baku ulat sutra. Lantaran terbatasnya bahan baku, beberapa penenun sutra alam Garut masihlah memercayakan supply bahan baku yang biasanya dihadirkan dari Cina.

“Ini sebagai satu diantara masalah dalam usaha pengembangan sutra alam di kita. Sulitnya supply bahan basic juga menyebabkan cost sistem produksi begitu tinggi, ” tutur Muhajir seraya memberikan kalau supaya beberapa penenun sutera alam Garut bisa membuahkan sendiri bahan baku produksinya yakni sutera alam di Kabupaten Garut, satu diantara langkahnya yaitu dengan perbanyak perkebunan murbai sebagai tempat produksi serat ulat sutra.

Sesaat untuk lokasi Tasikmalaya serta sekitarnya, Muhajir menjelaskan, begitu pas untuk pengembangan serta investasi bagian perdagangan dan layanan, selain bagian UMKM serta bordir yang telah banyak jalan sampai kini. “Untuk itu langkan BKPM mendata potensi daerah ini mesti diparesiasi serta layak di dukung semuanya elemen orang-orang setempat, ” katanya.
Selanjutnya Muhajir menjelaskan kalau berdasar pada Perpres No 90/2007 mengenai BKPM, pasal 15 mengatakan kalau pengembangan potensi serta kesempatan penanaman modal di daerah dengan memberdayakan tubuh usaha lewat pembinaan penanaman modal. Dengan hal tersebut, Muhajir memberikan, telah sepatutnya jika pendirian BUMN memperoleh perhatian serta pembinaan dan berikan peluang pada mitra-mitra investor. (Sighar/yanti)

Komentar